Kesalahan-Kesalahan yang Dilakukan Fotografer

Untuk menghasilkan foto yang menarik adalah tidak mudah. Ada pesan-pesan tertentu yang disampaikan dalam sebuah foto. Tidak hanya sekedar memotret sesuatu yang tidak berarti. Namun seorang fotografer haruslah mengerti hal tersebut. Terkadang mereka melakukan kesalahan-kesalahan teknis. Berikut kesalahan-kesalahan yang biasa dilakukan dan dialami oleh fotografer pemula dan amatir:
 
Cepat Menyerah
Percaya atau tidak, banyak orang yang melakukan hal ini. Mereka telah investasi kamera yang bagus, telah mempelajari apa yang dibutuhkan dalam dunia fotografi, dan mereka berkeliling di tempat-tempat eksotis, tetapi setelah merasa sedikit lelah, lapar atau bosan, maka kamera mahal tersebut akan terbengkalai. Mereka pada umumnya bahkan tidak pernah mengeksplorasi sebuah scene lebih dalam lagi, dan menganggap foto pertama yang mereka ambil adalah yang terbaik. Pengalaman membuktikan bahwa Kita akan mendapatkan foto yang lebih bagus lagi hanya dengan meluangkan waktu menemukan dan mencoba semua perspektif yang ditawarkan oleh sebuah objek.



Menggunakan Lensa Wide untuk Portrait
Kamera DSLR pada umumnya berada pada Focal Length terpendek ketika disimpan didalam tas. Wide-angle biasanya juga menjadi pengaturan default bagi kebanyakan fotografer, tetapi pada kenyataannya ketika digunakan pada foto Portrait akan menghasilkan distorsi yang pasti tidak diinginkan, apalagi jika kalian memotret terlalu dekat pada objek. Gunakan zoom-in dengan focal length terpanjang pada lensa kalian, jangan sampai menciptakan "karikatur" hanya dikarenakan distorsi yang diakibatkan oleh focal length pendek (contoh 18mm). Focal Length panjang (telefoto) akan meratakan perspektif, membuat foto Portrait akan lebih atraktif.


Foto Blur akibat Camera-Shake
Hasil foto seperti ini yang sering kali menimbulkan penyesalan. Pada Shutter Speed lambat seperti 1/8 detik dan bahkan terkadang di 1/80 detik, kamera akan merekam dampak dari goyangan kamera (camera-shake). Fotografer pemula tidak pernah menyadarinya, dan para fotografer PRO sering mengasumsikan foto tersebut baik-baik saja dan tidak berniat untuk menaikkan pengaturan ISO. Guncangan kamera bisa sangat mengganggu, kecuali jika memang disengaja, dan yang pasti banyak lomba atau majalah tidak ingin menggunakan foto yang semacam ini bukan?
Cara untuk mendapatkan foto tajam adalah dengan berusaha sebaik mungkin agar kamera tidak bergerak (diam), dan salah satu metode terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan Tripod. Tidak masalah jika tidak ingin repot membawa Tripod kesana-kemari, atau tidak ingin berinvestasi pada perangkat ini. Lensa-lensa modern saat ini sudah banyak yang memiliki fitur untuk mengurangi dampak dari camera-shake, dan kamera modern sudah memiliki kualitas bagus pada pengaturan ISO tinggi (sehingga bisa tenang menggunakan Shutter Speed cepat). Pastikan kalian diam tidak bergerak untuk beberapa detik ketika memotret, hal ini akan menghindarkan foto kalian dari dampak camera-shake. Jangan takut untuk menaikkan pengaturan ISO, jika masih mendapatkan Shutter Speed yang terlalu lambat, dan jika memungkinkan, carilah sesuatu yang bisa jadi pendukung agar kamera kalian tetap diam.


Tidak Ada Subjek yang Jelas pada Foto 
Sebuah foto tidak akan menarik jika tidak memiliki kejelasan apa yang ingin disampaikan oleh si fotografer, atau bisa karena terlalu banyak elemen yang mengganggu dan memecah perhatian penikmat foto dari subyek utama foto. Kecenderungan ini umumnya terjadi karena perbedaan antara bagaimana kita melihat dunia nyata dan bagaimana kamera mengabadikannya. Kita bisa mengatasi hal ini dengan beberapa cara: Mendekatlah pada objek, orang seringkali ingin sebisa mungkin memotret semua adegan atau pemandangan dengan menggunakan wide-angle dari kejauhan, tetapi ini akan membuat subyek terlihat kecil, banyak detail akan terlewatkan, contoh yang lain adalah memotret manusia atau hewan dari kejauhan dengan alasan takut mendekat. Berusahalah untuk mendekat, bereksperimenlah agar subyek menjadi menonjol dengan menggunakan warna atau pencahayaan. Periksa elemen-elemen yang menggangu yang ada di background, dan pastikan tahu apa yang kalian potret.


Baterai Habis
Kesalahan tertinggi pada pemakai kamera digital baik kamera saku maupun DSLR, yaitu sampai 35,20%, adalah seringnya baterai habis. Kamera digital memang hanya bekerja kalau ada baterai di dalamnya. Maka, kamera digital yang laris umumnya punya baterai yang awet, minimal bisa untuk 500 kali pemotretan. Kesalahan ini biasanya disebabkan beberapa hal, yaitu (1)persiapan yang kurang matang, sehingga lupa mengisi penuh baterai sebelum digunakan; (2)seringnya fotografer melihat hasil foto di LCD setiap kali usai jepret karena kurang yakin akan hasilnya; (3)karena lupa tidak mematikan power kamera usai pemakaian, atau langsung dimasukkan dalam tas kamera. 

 
Time Lag
Kesalahan ini terjadi karena terlambatnya memotret adegan akibat kelambatan kamera bereaksi atau bisa juga tidak pekanya sang fotografer. Time lag, yaitu jeda antara saat shutter ditekan dan saat kamera bereaksi.


Salah Fokus (Miss Focus)
Kesalahan ini persentasenya 16,80%. Kesalahan ini umumnya menyangkut focusing pit alias fokus lari ke bidang nun jauh di sana. Atau, bisa juga dikarenakan auto focus di kamera tidak di-lock, sehingga ketika memotret fokusnya berubah ke objek yang lain. Hal ini bisa diatasi dengan memperkecil aparture dengan angka lebih besar agar sudut fokusnya lebih lebar.


Underexposur (UE) atau Foto Gelap 
Kesalahan ini juga sering dilakukan oleh fotografer yaitu, foto terlalu gelap (19,30%). Kejadian ini dikarenakan kurangnya perkiraan fotografer dengan kondisi lighting disekeliling objek yang akan di foto. Tips mudahnya untuk mengurangi kejadian ini, sang fotografer harus menyalakan lampu flash, baik yang di body camera atau flash eksternal. 


Memori Penuh
 
Walaupun sepertinya lucu, rupanya kejadian ini cukup sering dialami oleh fotografer, yaitu memori (kartu CF= compact flash/SD= secure digital) penuh (16,50%). Secara tidak sengaja, ini juga sering terjadi. Sehingga, setiap akan memotret, ketika di rumah cek terlebih dahulu memory card yang Anda gunakan. Jika penuh, salinlah terlebih dahulu di hard disk komputer Anda.

Overexposure (OE) atau Foto Terlalu Terang 
Kesalahan ini juga sering terjadi, yaitu foto terlalu terang (12,20%). Hal ini diakibatkan oleh terlalu banyaknya cahaya yang mengenai obyek yang kita foto. Namun, terkadang, beberapa fotografer sangat suka memainkan OE ini dalam karyanya. Tapi, untuk obyek tertentu, foto OE ini juga tidak tepat.

Salah WB (White Balance)
Salah white balance sering dilakukan (6,8%). Akibat dari salah WB ini adalah warna yang kurang tepat atas obyek yang kita foto. Kadang terlalu kuning, terlalu biru, kemerahan, dll. Tipsnya agar tidak terjadi adalah dengan menempatkan WB pada Auto (A) saja.

Salah Penyetelan Ukuran Foto (Pixel)
Salah penyetelan piksel (10%) ini akan berakibat fatal apabila ketika kita membutuhkan foto dengan ukuran besar. Sebagai contoh, yang seharusnya foto kita gunakan untuk cetak besar, misalkan 24R, jika foto hanya ukuran S (small = +2000 pixel), maka jika di cetak akan pecah atau noise. Nah, sangat aman jika kita men-setting kamera kita dengan ukuran L (large) dengan model Fine atau RAW.

Salah Kecepatan Rana (Shutter Speed)
Salah kecepatan rana (5,4%), bisa berakibat pada obyek yang blur, shake, atau gelap. Pengaturan yang paling mudah adalah pilih model full Auto pada kamera Anda, atau (A/P) Aperture priority sehingga kecepatan menyesuaikan dengan cukup baik.

Salah ISO
Salah ISO (International Organisation for Standardization) sekitar 3,7%. Akibatnya adalah foto akan noise atau bintik-bintik, akan gelap, dan kualitasnya kurang sempurna. Pada kamera tertentu, memiliki kualitas yang masih bagus apabila ISO-nya masih di bawah angka tertentu (400, 800, 1000 dll). Oleh karena itu, jelilah melihat kondisi foto yang akan kita potret.

Itulah kesalahan-kesalahan yang biasa dilakukan oleh fotografer. Sekian posting-an kali ini yaa. Semoga bermanfaat. Terima kasih telah mengunjungi :)


0 komentar:

Posting Komentar